: corona dalam 'catatan' jeritan untuk berbenah
1//
Berkah mungkin hanya menjadi mimpi syair ini
Di mana lautan terbungkus dalam luka
Seperti aliran darah yang terbungkam saat ini
Mengalir lamban menuju mata kaki
2//
Tubuh letih semakin menggila
Menutupi mata ini dengan tajamnya belati-belati modern
Mungkin juga mata hati yang menjadi aktor dari perih-perih egoisme
Hingga hancur seperti badai di tengah kota
Tak seperti ombak yang lembut memukul barisan pasir-pasir putih
Untuk berpijak secara harfiah dalam rumah tua
3//
Aku mengadu pada langit di cakrawala
Memberiku energi untuk rela berbagi tangis
Seperti putihnya awan yang cerah di pangkuanmu
Rela munurunkan hujan untuk menepati janjinya
4//
Sampai kapan kau seperti ini?
Mencabut yang bukan hak ciptamu
Hingga memberi jurang pada cita-cita yang masih berkeliaran di benak
5//
Apa yang kami perbuat?
Terus menjerit
Memohon
Mengurung batin
Memahat kebersamaan
6//
Mari berbenah perilaku dalam menyapa
Dengan Tuhan
Alam
Dan segala isinya
7//
Kita akan kembali pada tempat terindah
Yakni sebuah jejak (suka, duka)
Untuk mengingat pada kebenaran-kebenaran duniawi
Dan kamu adalah kebenaran yang berharga itu
Batas Kota, 08 April 2020
Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!