Kupijak tanah melewati arus langit yang gelap gulita
Tanpa secercah cahaya menyinari mata
Isak tangis keras berbising di telinga
Tak habis pikir dalam diri
Nampak linglung arah, kau dalam kesendirian..
Angin malam menyelimuti tak mampu menjawab
Kutanya, ada apa gerangan?
Inginnya bukan inginku..
Dia, aku dan orang ketiga, dengan nada sesal.
Sejenak terdiam sambil memeluk diri
Air matanya telah terhenti membasahi raga
Terucap kata demi kata sejuta makna dibibir
Sekilas karang yang tajam mencabik habis kulitnya
Menjaga sepenuh jiwa tenyata sia-sia
Harapannya telah sirna..
Terkikis bagai pasir diambil ombak tak ada guna
Sudah lupa bahwa dirinya diciptakan begitu istimewa
Kisah kasih terjadi dalam skenario yang begitu singkat
Hati sungguh tak menerima semua
Sudah, ikhlaslah..
Kau memaksakan berjuang seorang diri dengan orang yang beranjak memilih pergi
Sudah, relakanlah..
jangan membuang tenaga yang belum tentu milikmu
Sudah, tenanglah..
Takkan tertukar tulang rusuk itu
Meskipun belum hadir, kau masih menjadi insan yang sama.
Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!