PELANGI
Sudah berapa hujan aku amati; aku nikmati
Namum diakhir hujan tidak aku temui
Sudah beberapa penderitaan aku alami; aku lewati
Namun diakhir penderitaan tidak aku temui
Sudah berapa kopi aku seduh; aku minum
Namun kesepian ini masih teguh dan tekun
Menggoda hati
Serta sudah aku hitung hitung berapa bulan, berapa minggu, dan berapa hari sejak engkau pergi
Bayanganmu masih terpasung dalam memori
Dimanakah engkau kini?
Dimana engkau bersembunyi?
Atau mataku saja yang tak diberkati
Untuk dapat memandangmu lagi?
Padahal aku percaya, engkau akan datang setelah hujan reda
Padahal aku percaya, akan muncul cahaya setelah gelap gulita
Padahal aku percaya, akan ada cinta setelah derita
Tapi nyatanya?
Tak ada pelangi disini
Yang ada hanya kopi yang pahitnya membasuh bibir ini dan manisnya meridhoi kesepian ini
Aku merindukan pelangi
Sebagaimana kopi merindukan gula yang menjadikannya manis diseduh
Aku merindukanmu sebagaimana dulu kita sering bertemu
Aku rindu saat saat itu
Mungkinkah pelangi kini telah mati? Atau
Tak lagi muncul saat hujan berhenti?
Namun aku tetap menunggu disini
Aku percaya pelangi akan muncul kembali di masa depan, dengan membawa sejuta cahaya dan harapan
Oleh karena itu, mulai sekarang aku telah mempersiapkan saat saat itu datang
Karena pelangi adalah wujud lain dari dirimu
Dan hujan adalah wujud nyata dari rinduku
2017
Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!