Kini ...
Siang dan malam mulai tak beda
Demi hari yang ingin digapai
Memilih nyawa tergadai
Suram … tak ada kehidupan
Dunia yang angkuh dalam megahnya
Perlahan jatuh tersungkur ke tanah
Meredup … perlahan mundur
Pilihan kian dipaksakan
Jiwa gementar
Pandemi menggelegar
Konspirasi!
Ah, lidah bebas berargumentasi
Seketika manusia menjadi pemikir sejati
Tak ayal membekam misteri
Tua muda menjadi sama rata
Tak ada status yang dibangga
Helaan nafas bak dihitung Sang Kuasa
Lutut ditekuk jemari bertemu
Dalam sesal ampun dipinta
Berharap wabah dilewati segera
Ah, nantikanlah hikmahnya
Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!