Pilih Aku
Teriakan, teriakan menggema
Pada setiap rintihan kelaparan
Janji-janji menyapa
Pada setiap keluh kesengsaraan
Spanduk-spanduk mewah
Mengalahkan lantai kardus
Tersenyum menyuguhkan
Racun bersampul madu
Menyerupuk dengan kepercayaan
Sorakan bodoh mulai ramah
"Ya, ya, ya, kami pilih kamu"
Suara tawa semakin nyaring
Sepertinya mendapat mangsa
Hidup damai itu judul dongeng
Bukan yang dilakonkan
Hanya sampul emas
Isinya belukar-belukar jahat
Menusuk, melilik, membunuh
Secara perlahan
Tidur dibawa sepatu mengkilap
Bernyanyi diselah mobil mewah
Mengemis pada bangunan tinggi
Keringat mengalir mencari rupia
Air mata penutup harapan
Pahitnya penindasan.
Makassar, 19 April 2020
pena Saskara
Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!