"Manurutmu, lebih pecundang mana
antara masalah yang datang keroyokan
dalam hidup atau manusia yang
menghindar dari masalah?" tanya Laras
pada Gilang.
"Tentu saja jawabannya manusia," jawab
Gilang sambil mengambil sebuah gitar yang
tersimpan di sudut ruangan rumah Dani.
"Kenapa begitu?" tanya Laras.
Gilang mencoba memetik senar gitar itu,
sedikit mengencangkan senarnya. "Dani,
kamu bisa main gitar juga ya?" tanya Gilang
pada Dani yang masih sibuk merapikan
lukisan-lukisannya yang berjejer, dibantu
Airin dan Arini.
"Bisa dikit-dikit mah. Gitar itu pemberian
mendiang kakek saya, tapi saya jarang
banget maininnya." Dani menjawab, namun
tak memalingkan pandangannya dari
goresan-goresan warna.
Laras mengerutkan dahi, "Gilang... Kamu
belum jawab pertanyaanku."
Gilang memandang Laras sekilas, lalu
matanya menembus ke jendela. Dilihatnya
butiran air yang luruh dari langit, lalu
menyatu di kedalaman tanah. Seketika dia
langsung meletakkan gitar Dani, lalu
menggenggam tangan Laras dan
menariknya menuju ke luar.
"Eh, apa-apaan ini?" Laras bertanya, namun
Gilang tak menanggapi.
Dibawanya Laras berdiri di bawah guyuran
hujan, Gilang membentangkan tangannya
dan mengajak Laras berputar-putar.
"Aku suka hujan, aku suka saat tetes demi
tetes air terjatuh dan menyentuh pori-pori
kulitku, membawaku hanyut dalam
derasnya untuk sejenak melupakan segala
beban pikiran yang mengendap di kepala,
semuanya terbawa oleh angin dan hujan
yang menyapa," ucap Gilang.
Laras menatap heran. "Apa hubungannya
sama pertanyaanku barusan?" pikirnya.
"Laras, masalah itu seperti hujan, seberapa
banyak pun air yang menghujam dan
sederas apapun dia, pada saatnya dia akan
berhenti dengan sendirinya. Jadi nikmatilah,
kita tak perlu menghindar darinya. Hanya
mereka yang takut sakitlah yang
menghindari hujan, bukankah tak semua
orang akan sakit setelah hujan-hujanan? Ya,
begitu juga dengan masalah, ada yang
dapat keluar dan menyelesaikannya dengan
baik, ada pula yang tak bisa dan akhirnya
sakit, namun kau tak akan pernah
merasakan nikmatnya hujan kan jika
menghindarinya? Bukankah pelangi akan
datang setelah hujan berhenti? Begitu juga
dengan masalah. "
Guratan senyum terlukis di wajah Laras, dia
pun menikmati hujan yang perlahan mulai
mereda. Lalu terlihatlah sebuah pelangi
yang indah di antara pepohonan rumah Dani.