Aku Cuma istri pembohong.
Saat orang tua ku bertanya “berapa uang belanja dari suami mu, nak ?”
Aku selalu menjawab, “ia selalu memberiku lebih dari cukup dan tidak pernah membuat ku kekurangan.”
Meskipun pada kenyataan nya, tak jarang aku harus menahan lapar seharian penuh karena uang belanja yang kau berikan begitu pas-pasan atau bahkan kekurangan.
Aku Cuma istri pembohong
Saat sanak saudara bertanya “apa yang sudah suami mu berikan untuk membahagiakan mu ?”
aku menjawab, “ia selalu memberikan apapun yang aku mau, bahkan sebelum aku memintanya.”
Padahal kenyataan nya, bedak ku sudah habis, sandal ku sudah putus, dan pakaian ku sudah lusuh karena kau belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan biologis ku.
Aku memang istri pembohong
Saat teman-teman ku bertanya “seberapa baik suami mu memperlakukan mu ?”
Aku selalu menjawab, “ia menjadikan ku seperti ratu. Ia membantu ku merapihkan rumah, mencuci piring, memijat atau menjaga anak-anak ku disaat aku sedang lelah.”
Meski faktanya, tak jarang hari libur mu kau habiskan hanya untuk memanjakan diri mu sendiri dengan alasan lelah bekerja setiap hari.
Suami ku…
Taukah kau sebanyak apa aku berbohong untuk menjaga nama baik mu ? menutupi segara kekurangan mu dan menjaga kehormatan mu.
Taukah kau sebesar apa rasa takutku jika ada orang lain membicarakan keburukan mu. Membuat mu tak nyaman dan merasa malu akan dunia.
Suami ku… aku memang istri pembohong
Yang harinya hanya dihabiskan untuk menjunjung harga dirimu.
Bukan karena aku mencari perhatian atau berharap puji sanjung dari mu
Bukan pula penghargaan yang aku harap sebagai balas atas budi ku.
Hanya doa dan ketulusan yang slalu aku pinta dari mu. dan kesetiaan sebagai imbalan rasa syukur ku.
Suami ku…
Aku mungkin hanya istri pembohong dan akan slalu jadi istri pembohong.
Yang akan slalu menutupi kekurangan mu dan mengubur segala kelemahan mu.
Maka suami ku, tolong… hargailah aku.
Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!