Akhi.
Teruslah berlari hingga beberapa jumput rindu yang membelunggu tumbuh menjadi utuh dan kita bisa melihat nikmatnya cinta.
Di pojok stasiun tempat para orang terpinggir mengais recehan, membekas hinaku bersama geloramu yang menggebu,di sela kayu dan besi jalan kereta, mereguk surga dunia.
Aish. Aku bergetar seketika. Seperti ketika tangan nakalmu mulai meraba tiap inci dalam balutan busanaku. Iya, tangan yang dalam hati kecil ku harap menjabat tangan membawa ke hadapan yang kuasa.
Akhi, ku sandarkan ragaku yang tak lagi bermakna di haribaanmu,sederhana. Mari menjemput rindu yang halal selagi Tuhan masih menerima
Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!